Tidak apa-apa
Semangat dan mental kuat nyatanya tak pernah cukup. Dalam kompetisi yang mendahului otot daripada otak, fisik tetap yang utama. Luka di wajah rasanya bukan jadi apa-apa, melihat keyataan ternyata benar berakhir sampai disini saja.
Menghabiskan hampir sepuluh tahun bertemu dengan berbagai macam orang. Badan hancur, kaki remuk, pergelangan retak, tapi tetap dilanjutkan. Malahan terkadang dianggap monster, sampai tak mau menunjukkan.Mengakhiri perjalanan dengan cara seperti ini tidak terasa melegakan. Tapi ya sudah, pada akhirnya kita dituntut merelakan. Entah pada kesempatan ke berapa, atau pada patah semangat yang ke berapa.
Tidak apa-apa, La. Tidak jadi yang pertama bukan berarti kamu bukan pemeran utama.

🤍
BalasHapus